Selamat malam untukmu yang hari ini
mungkin merasa lelah karena aktivitasmu yang begitu luar biasa. Menjaga
semangat adalah satu dari sekian hal yang aku sukai dari sosokmu. Sosokmu yang akhir-akhir
ini mampu menjadi sinar tersendiri saat aku mulai penat dengan segala hal yang
bernama rutinitas. Entahlah, jika aku membaca status akun jejaring sosialmu yang
cukup menyenangkan, aku seperti mendapat stimulus hormon yang luar biasa.
Asupan yang biasanya hanya aku dapatkan dari sosok-sosok hebat di sekelilingku,
misal kedua orang tuaku terkasih. Lagi-lagi terimkasih ya.
Tuhan, mayapada begitu lengkap dengannya.
Bukan antara bulir-bulir yang saling bersipadu melainkan bulir-bulir yang
saling melengkapi, dalam warnanya, dalam coraknya, dan dalam apa yang tak bisa
diberikan oleh yang lain, seperti saat kamu bilang, “manusia sepertimu itu
hanya menanti diluruskan tulang rusukmu yang bengkok”. Entahlah, semudah ini
atau secepat inikah? Aku hanya tahu bahwa aku benar-benar seperti seseorang
yang mencari atau menanti dalam keadaan absurd.
Lagi-lagi gunung yang terlihat dari
jendela kamarku telah tertutup malam yang penuh gemintang. Gemintang yang
mungkin hanya bisa dilihat oleh sosok-sosok sepertiku, sosok yang saat ini
seperti memiliki pelita dalam imajinya, entah benar atau salah, malam yang
gelap menjadi terang karena ada sebesit pikiranku tentangmu, ada sebesit cerita
konyolku saat mengingat sosok keras sepertimu. Apa-apan ini Tuhan, hatiku mulai
terkontaminasi!
Sepertinya malam ini memiliki tema
yang sama. Masih saja tentang “seperti
mengagumimu” atau bahkan “seperti menyayangimu” atau malah “seperti mencintaimu”.
Entahlah, semua itu tak mudah untuk disimpulkan. Takdir Tuhan serasa menahanku
untuk tak berpikir demikian, menahanku untuk sedikit demi sedikit menetralisir
rasa yang sudah terkontaminasi ini. Walaupun tak mudah, namun tak ada alasan
sulit bagi sosok yang tak mudah menyerah sepertiku.
Hei kamu, sepertinya aku memang
benar-benar ingin mendengar sapaanmu. Mendengar sapaan logatmu yang membuatku
terasa sama, iya, sama-sama. Sama dan sama akhirnya sama, sama dikali sama
hasilnya pun sama, kemudian menambahkan langkah sepersekian meter per detik
maka kita akan dekat karena memiliki banyak kesamaan. Bukan seperti magnet melainkan
seperti Balqis dengan Sulaiman. Hei iya, itu kamuJ
Dengan Kasih...
Embun Jingga
0 komentar:
Posting Komentar