Jumat, 06 April 2012

Revitalisasi Gerakan Pemuda Menuju Indonesia yang Positif dan Membanggakan

“...Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tananh air, dan aku akan mengguncang dunia.”
Begitulah sekilas penggalan kalimat semangat dari sang proklamator untuk pemuda indonesia.  Pemuda, siapakah pemuda itu? Saya? Kamu? Kita? Atau Mereka? Atau bahkan para pengais sampah atau mungkin peminta koin di barisan lampu merah? Pemuda adalah dia yang menjadi tonggak estafet sebuah kepemimpinan dalam sebuah negara, pemuda adalah dia yang bertanggungjawab atas setiap hal yang dilakukan dalam hidupnya, dan pemuda adalah dia yang sadar pentingnya bertindak dan berfikir, untuk turut serta membangun tanah airnya.
Ciri pemuda dalam sebuah negara salah satunya adalah ketika dia mau berpartisipasi dengan menyisihkan waktunya, walaupun sebentar saja, untuk turut memikirkan keadaan bangsa dan tanah airnya. Namun cukupkah sampai di situ saja? Tentu tidak! Elemen pembentuk karakter setiap pemuda tidaklah sama, oleh sebab itu maka bentuk karakter setiap pemuda memiliki perbedaan.
Salah satu perbedaan pembentuk karakter pemuda adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial dalam hal ini keadaan sosial sangat berpengaruh terhadap karakter setiap pemuda. Masih ingatkah kita terhadap perjuangan para pemuda tempo dulu ketika ingin memerdekakan negeri ini? Dengan taruhan harta, jiwa, raga, bahkan nyawa mereka berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Tidak hanya sampai di situ, mereka juga berjuang keras untuk mencerdaskan bangsa ini, salah satunya dengan membentuk sebuah gerakan pemuda.
Gerakan pemuda saat itu, merupakan salah satu hasil karya cemerlang para pemuda Indonesia yang berkemauan keras melakukan sebuah tindak perbaikan untuk negara ini. Gerakan pemuda juga memiliki peran penting dalam perkembangan Indonesia menjadi negara yang diakui dan dilirik keberadaannya oleh negara lain. Tiliklah awal perkembangan sebelum Indonesia merdeka setelah muncul gerakan pemuda Budi Utomo tahun 1908, begitu hebat perjuangan mereka untuk memerdekakan dan mencerdaskan bangsa ini, hingga lambat laun para pemuda Indonesia khusunya para pelajar, memiliki semangat untuk berjuang bersama memerdekakan negara ini dengan cara selain berperang. Tiliklah juga gerakan gerakan pemuda yang muncul setelah Budi Utomo, misalnya gerakana gerakan kedaerahan (jong java, jong celebes, dan lainnya) yang akhirnya mampu mencetuskan sumpah pemuda tahun 1928. Begitu hebat bukan perjuangan para pemuda saat itu?.
Kini kita dihadapkan pada realita yang menyenangkan, yakni karena kita hidup di saat Indonesia sudah merdeka, di saat Indonesia telah berkembang menjadi salah satu negara yang memiliki prestasi cukup membanggakan di kancah Internasional, para pemudanya mulai mengharumkan nama bumi pertiwi dengan torehan medali medali di berbagai bidang. Begitu membanggakan bukan para pemuda kita? Namun sudahkah semua memiliki kesadaran seperti itu? Kesadaran mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang mampu membuat bumi pertiwi tersenyum bangga karena penghuninya.
Namun kenyataan yang kita lihat di sekeliling kita, semangat yang ditunjukkan para pemuda kita kini lambat laun mulai menurun. Perbedaan keadaan sosial menjadi salah satu penyebabnya, jika dahulu pemuda kita setiap hari dituntut untuk semangat memerdekakan negara ini, dan melawan tembak tembak penjajah, kini yang ada setiap pagi kita malas pergi ke sekolah untuk mengisi hasil perjuangannya. Selain itu kehidupan yang ditawarkan saat ini juga dalam suasana suasana berbeda, meliputi suasana hedonis, matrealis, moderniasi tak selektif di era global membuat kita kadang terkecoh dan akhirnya hilang kontrol lalu serta merta menjadi pemuda tanpa karakter yang postif dan membanggakan.
Realita seperti di atas seharusnya tidak perlu terjadi, mengingat bagaimana kerasnya para pemuda kita saat itu untuk memerdekakan negara ini, bahkan lebih hebat lagi ketika berjuang mengisi kemerdekaan dengan nuansa positif dan membanggakan. Perlunya evaluasi dan kesadaran diri untuk memperbaiki pola perilaku dan pola fikir yang tidak mendukung Indonesia ke arah yang positif harus diubah, revitalisasi perlu dilakukan. Perubahan pun tidak semudah yang kita bayangkan. Tidak semudah pula apa yang kita fikirkan, namun revitalisasi bisa kita lakukan. Perbaikan hal hal terpenting untuk Indonesia saat ini bisa kita lakukan mulai dari gerak kita sebagai mahasiswa sekaligus pemuda yang sadar, akan pentingnya berfikir positif dan pro aktif dalam membangun bangsa dan negara. Menilik ke belakang sekedar untuk meresapi kembali perjuangan pemuda tempo dulu juga salah satu cara agar nasionalisme kita tergugah dan kita siap untuk bersama-sama membanggakan Indonesia.
Bergerak itu mudah, namun lebih muda lagi jika kita tidak bergerak. Berfikir itu mudah, namun lebih mudah lagi jika kita tidak berfikir. Berubah itu mudah, namun lebih mudah lagi jika kita tidak berubah. Kesadaran dan tekad adalah kesatuan kunci untuk kembali menumbuhkan semangat pemuda sehingga mampu bersama dan bergerak untuk Indonesia yang positif dan membanggakan. (pip)

0 komentar:

Posting Komentar