Beratus-ratus
hari kamu menemani
Beratus-ratus
hari kamu belajar mengerti
Beratus-ratus
hari kamu mengajakku bermimpi
Beratus-ratus
hari, dan penantian itu hingga kini.
Apa kabar sipit? Apa kabar bawel? AKU MERASA LEBIH
BAIK DENGAN KEDIPAN MATA SIPITMU. Aku tak pernah lagi berani menghitung berapa
ratus harikah hari ini pasca kabar berhentak yang pernah terjadi di kotamu saat
itu. Iya, saat kamu nyatakan padaku satu kabar yang TIDAK BISA MEMBUATKU
MENETESKAN AIR MATA, tetapi mengubah banyak hal dalam hidupku. Aku masih
melangkah lebih ingin maju ketika kusimak apa yang kamu bicarakan.
You look more
beautifull than yesterday. Terntu
kamu masih ingat kalimat tersebut bukan? Kamu tidak pernah membuat diriku
tersanjung, iya, karena aku telah menyiapkan penangkal sejak awal perjumpaan
itu. Aku merasa menjadi wanita yang lebih bisa menghargai setiap kalimat yang
kau utarakan, aku merasa lebih baik ketika aku tidak mudah GR atas setiap
tindak lakumu, dan SAAT ITU MERUPAKAN FASE PALING NYAMAN, iya, di mana kamu
menyanjung dan aku hanya mengucapkan terima kasih. ITU SEDERHANA.
Melangkah dengan pasti dan semakin berani bermimpi.
ITU yang selalu kamu bisikan beratus-ratus hari dalam kebersamaan kita. KAMU
TIDAK PERNAH MEMBUATNYA DATAR TANPA CERITA. Ketika rasa sakit itu datang
bersama, ketika tertawa lepas itu selalu kamu ciptakan, dan ketika kamu selalu
mengajariku mandiri dengan selalu membuatku membuka pintu mobilmu dengan
sendirinya. SEMUA ITU SEDERHANA, dan SEMUA ITU MEMBEKAS. Entah berapa ratus
bahkan ribu hari lagi semua kisah ini akan membentuk satu cerita yang utuh, iya,
cerita yang akan selalu menjadi ingatan-ingatan pahit menjadi manis, gengsi
menjadi tertawa lepas, dan selalu menjadi cerita-cerita tersembunyi dalam
hari-hari kita.
KEBERSAMAAN DAN KETIDAKBERSAMAAN KITA HARI INI ADALAH
PILIHAN. Secerdas kita memilih, KUASA TUHAN AKAN MENUNJUKKAN AKHIRNYA. Aku
masih percaya, kedipan mata sipitmu itu akan setiap pagi menghiasi coretan-coretan
mimpi yang menyatu, kedipan mata sipitmu itu akan bersua dengan mata belok dan hidung mekrok. Sering semua ini tak jarang membuatku merasa bahwa bersama
dengan seseorang yang kamu sebut Mbulet adalah
cara menghantarkan kasih yang begitu sederhana. BERATUS-RATUS HARI KITA SEMAKIN
BERMAIN TEKA-TEKI, selalu mengartikan sendiri bagaimana sikap yang saling kita
tunjukan, dan menebak sendiri berapa ribu hari semuanya akan menepi. TUHAN MAHA
PEMBOLAK-BALIKAN HATI, begitu pula hati kita bukan? Mungkin rindu kita
berbalut malu, kamu terlihat semakin sipit. Selamat pagi, mungkin Mataram akan
membuatmu melihatku menangis lagi...
0 komentar:
Posting Komentar