Lagi-lagi kamu yang membuatku
merasa tersanjung, mengirimi aktivitas biasa, hanya menyukai status, cukup sering memberi komentar dan mengirimiku pesan. Kamu seakan menjadi teman yang menyenangkan,
walaupun kita memang teman. Iya, teman nyata. Kutahui namamu, perjalananmu dari
semasa kita putih abu-abu hingga sekarang kamu bersama patih Gadjah Mada dan
aku bersama Raja Brawijaya.
Lagi-lagi kamu. Iya, kamu yang
akhir-akhir ini menawarkan setiap dimensi cerita yang berbeda. Kamu yang
kutahui juga berbeda, entah berbeda atau entah aku yang kurang memperhatikan
ini semua. Satu hal yang jelas, semua ini menyenangkan. Iya berteman dengan
seseorang yang menyenangkan, tanpa tuntutan dan merasa bebas terpantau.
Lagi-lagi kamu. Bukan teman baru,
hanya saja kamu yang sedang mengajariku dan menempaku agar tak menjadi
perempuan yang mudah merasa tersanjung. Nyatanya kamu berhasil, iya, kamu
berhasil, berpuluh-puluh kali kamu melakukan hal-hal yang sederhana, dan baru
kali pertama bukan aku mengirimu sebuah tulisan ini. Iya tulisan ucapan terima
kasih karena menjadi teman yang menyenangkan.
Berjalan, melangkah, dan kita
berbeda. Berbeda banyak hal dalam sedikit versi. Ini bukan tentang mayoritas
keras kepalanya anak teknik yang cenderung tegas, ini tentang warna-warna yang
belum mampu aku satukan. Harusnya aku bisa membuat satu pandangan lebih indah
dari semua ini. Kamu bukan kunang-kunang, kamu punya mimpi tinggi sama seperti
aku. TAPI MIMPI KITA BEDA, bukankah begitu?
Hei kamu, iya kamu. Siapa lagi?
Terima kasih sudah berhari-hari menjadi teman yang kasinya mampu terasa walau
jauh. Bukan tentang cerita lain, satu bagian ini hanya untuk kamu. Menyenangkan
itu bukan hanya ketika bisa berbagi, bukan melulu soal hidupku. Kamu itu juga
pelanginya, iya... Pelangi yang saat ini membuat warna-warni semakin nyata.
Masuk untuk menyelesaikan sarjana pada tahun yang sama, ITU YANG KUTAHU PASTI
tentang kamu, aku belum tahu yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar