Bismillah...
Berbeda dalam hidup
adalah pilihan mutlak bagi yang men jalaninya. Mungkin kalimat tersebut adalah kalimat yang mampu
menghantarkan saya pada satu fase berbeda dalam pengambilan keputusan hidup.
Merasa kehidupan saya di semester empat ini kurang optimal, sangat kurang,
terutama dalam hal mengatur padatnya jadwal kuliah di samping amanah saya di
tiga organisasi dalam kampus yakni BEM Pusat, Himpunan, UKM Riset, dan dua
organisasi ekstra kampus yakni, Forum For Indonesia Chap.Malang serta Forum
daerah.
Kekurangoptimalan ini sangat terlihat dari rasa kurang
adilnya saya membagi diri ini bagi kelima organisasi tersebut. Kadang jujur,
tidak dapat saya pungkiri bahwa yang saya prioritaskan adalah organisasi yang
lebih membutuhkan saya, bukan berarti ada yang kurang membutuhkan saya, tetapi
organ isasi yang tanpa kontribusi saya dapat mengurangi eksistensinya.Saya
bertekad di bulan-bulan terakhir ini saya akan lebih memerhatikan amanah yang
telah diberikan kepada saya, sehingga akhirnya saya tidak mengecawakan
siapapun.
Terlepas dari organisasi dan akademik, puji syukur saya haturkan
karena Allah memberi saya suguhan-suguhan nikmat yang tidak terkira. Bagaimana
tidak? Mulai dari keikutsertaan saya dalam event-event
kepemudaan tingkat nasional yakni, Global Peace Volunteer 1.14,
CINTAIndonesia, dan Klasik Muda Surabaya menjadi cerita tersendiri. Di sana
saya menemukan teman baru, pengalaman baru dan pandangan hidup yang terbaharui.
Saya merasa dengan itu semua merupakan titik awal saya untuk berkontribusi bagi
negeri ini, saya mulai lebih melek informasi.
Selain itu, pada semester ini pula Allah memberi hadiah saya
sebagai Runner Up Scriptwriting
Competition di Universitas Indonesia dan Lolos pendanaan PKM DIKTI kategori
pengabdian masyarakat. Tentu ini semua barulah awal dari kemurahan hati Allah
kepada saya. Saya merasa ingin semakin mesra bersamaNya, tidak hanya ketika
saya sedang dirundung duka dan mendung, melainkan ketika saya merasa Allah
adalah Maha Pemurah atas segalaNya. TanpaMu
aku sungguh-sungguh tidak mampu bertahan hingga sejauh ini, karuniaMu begitu
luar biasa.
Hari saya semakin hari semakin terasa harus penuh ketabahan
dan ketenangan. Jika dalam hal akademik dan non akademik saya merasa hanya
pikiran dan sedikit perasaan saya yang terkuras, tapi untuk sebuah tema hati pikiran dan hati saya
sungguh-sungguh paling miris kalau dilihat, saya memang cenderung kurang
rasional dalam melogika hal yang berkaitan dengan hati tersebut. Mungkin ini efek dari karakter korelis-melankolis
yang saya miliki, masih dugaan, masih mungkin. Saya merasa terjebak dengan
fiksi-fiksi saya sendiri, dengan angan-angan saya sendiri.
Berbicara tentang fiksi, saya pernah memiliki sebuah harapan
mampu menciptkan satu rangkain fiksi di mana memiliki akhir yang membahagiakan,
tentunya dengan problema-problem yang adil dalam ceritanya, tidak akan mungkin
manusia hidup tanpa problema. Problema itu sejenis kerikil-kerikil yang sedikit
menghalangi kita dalam berjalan. Begitu mungkin penggambarannya, bukan ingin
beruntung, lebih dari itu ingin lebih berbentuk kejutan.
Satu datang, dua datang, tiga datang bahkan pernah dalam satu
waktu lebih dari itu datang, tapi entah mengapa kepercayaan ini tak serta merta
muncul. Kepercayaan dalam perasaan saya belum bisa saya bagikan, dan jujur saja
memang rasanya kadang tragis, jadinya terkesan saya memberi harapan padahal jika sebenanya lihai dalam
menganalisis perempuan itu kurang
diyakinkan dan seseorang yang datang itu juga kurang meyakinkan. Mungkin itu review
saya dalam semester empat ini. Jika boleh saya spesifikasikan hal ini
bertema krisis kepercayaan, iya
sepertinya memang seperti itu. Kadang sering dibilang oleh tidak lebih dari
sepuluh teman saya bahwa saya memang terkesan seakan masih mampu
mengerjakan semua sendiri, hingga wajar mungkin jika dalam keluarga saya ada
yang pernah bilang jangan lupa kuliah itu
kalau bisa jadi lintasan mendapatkan tiga hal, yakni ilmu, pekerjaan dan
partner hidup, jangan terlalu serius
pagi sampai malam selalu di kampus, begitulah kira-kira hal yang bisa saya
rangkum tentunya dengan penerjemahan bahasa. Saya pikir tidak ada yang salah,
hanya saya yang belum terlalu paham dalam memaknai ketiga aspek yang dimaksud,
saya masih terpaku pada prioritas dan mungkin memang waktunya harus dibedakan.
Ringkas kalimat, tujuan saya menuliskan dan membagikan ini di
blog kesayangan saya tidak lain
hanyalah sebagai wujud perenungan bahwa dalam semester empat ini saya dapat
dikatakan KURANG OPTIMAL sehingga
semester lima bulan september nanti saya akan mencoba lebih giat sehingga ada
perubahan yang lebih mengena, perubahan yang mampu menghantarkan saya pada
pijakan luar tanah Indonesia, merasakan euforia keilmiahan di kota mimpi yang
sesungguhnya Rinjani, dan mampu membuat saya tidak lagi mengecek saldo di awal
bulan karena saya telah berdiri dengan belajar berusaha sendiri, bagi saya
mimpi-mimpi yang tertunda ini adalah cambuk bagi saya bahwa angka tiga koma
tujuh satu mungkin HARGA MATI dalam
memperjuangkannya, lihai berbahasa Krama Inggil dan Inggris Unggul adalah mimpi
kesekian yang harus mulai saya rintis, dan Lebih
Dari Ini Allah Maha Tahu Atas Segala Apa yang Saya Pikir dan Impikan.
Mungkin akhir-akhir ini saya lebih sering menengok setiap
masa yang sudah saya jalani, masa SD yang begitu fokusnya pada nilai raport
sehingga selalu menjadi nomor satu, menengok SMP yang selalu ingin mencoba dan
tidak pernah takut gagal dalam setiap kompetisi, menengok SMA yang begitu
giatnya membuktikan diri berprestasi tidak hanya di dalam gerbang sekolah, dan
saya ingin masa kuliah SEMESTER LIMA DAN
SETERUSNYA NANTI MERUPAKAN GABUNGAN DARI SEMUA MASA ITU, saya akan mencoba
sekeras saya mencoba mempertahankan rasa ketidakpercayaan saya pada suatu hati tersebut. Saya sempat terlupa
sejenak bahwa saya juga ingin menjadi pemudi yang memberikan kontribusinya.
Banyak hal yang harus dibenahi dan sungguh-sungguh dekapan Allah, keluarga,
teman dan pendidik (guru dan dosen) adalah kunci yang saya butuhkan, lebih dari
yang saya inginkan. I will do be the best
in my life, bagi saya kehidupan saya adalah CINTA Tuhan yang dititipkan, saya akan menjaganya dengan sangat
baik. Semangat pagi dan saya terus melanjutkan hidup.
Malang, waktu resmi 25 Juni 2013 pukul 9:15 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar