Pegang Tiket Mallabar, rasanya langsung keingat Malang. Wah...ndak
terasa beberapa hari lagi saya akan memasuki semester lima. Semester yang
katanya sudah ndak bisa dibuat santai lagi. Semester yang katanya kudu wajib
dan amat sangat serius buat lebih memperdalam ilmu akademiknya (padahal juga
harusnya dari semester satu)*eaaa... Semester lima kali ini akan diawali oleh
rasa terima kasih kepada teman-teman yang cukup memberi saya pengaruh dalam
meniti baik awal dan pertengahan kehidupan di kampus. Beberapa garis besar akan
saya ceritakan di sini.
Entah mengapa saya merasa belum dapat mengatakan mereka
sebagai sahabat, bagi saya ini adalah pertemanan yang lebih. Iya lebih baik
*mungkin kami bersahabat. Namun istilah teman di telinga saya lebih populer ketimbang
sahabat, *bukan trauma sama kata sahabatan looo. Kata teman mengidentikan bahwa
kita sudah menjalaninya lebih, kita sama halnya berkawan, berpacu, dan kami
pernah menjalani asam manis bersama. Menjadi teman yang baik tidaklah selalu
menjadi teman yang akan memberikan rasa nyaman bagi kita, tetapi juga rasa
ingin berkembang, setiap hari, dan setiap waktu.

Saya biasa memanggilnya Ika. Kami satu program studi satu
angkatan. Jarang komunikasi, sekali komunikasi pasti tentang kegiatan.
Perempuan dari kota lamongan ini merupakan teman yang paling bisa membuat saya
nyaman. Kadang bersifat sejenis emak-emak karena sering ngomelin saya. Iya dia
merupakan mahasiswi yang cukup sering ngomelin saya karena sifat terlambat saya
datang ke kampus (padahal ndak setiap hari), karena saya sering terlambat
ngumpulin tugas, dan karena saya yang katanya terlalu memikirkan non akademik
(tapi GPA saya masih cumlaude lo ik). Kami mulai intens berteman saat semester
empat kemarin (ya namanya adaptasi dan penyesuaian, pasti kita akan menemukan
yang paling nyaman). Tiba-tiba saja kami disatukan dalam himpunan, dalam
lembaga riset fakultas, dan dalam hal apapun saya sering merekomendasikan dia
dalam kegiatan yang mungkin saya butuh partner dalam melakukan. Ia merupakan
salah satu mahasiswa yang sering mendapat pujian dari salah satu dosen favorit
saya, iya bapak Wahyu Widodo. Pak Wahyu sering memuji cara kecakapan dan
analisis penelitian Ika. Hal itulah yang kadang membuat saya berkaca sekaligu
berkaca-kaca, wah...Subhanallah ya, luar biasa. Memang kalau dipikir-pikir kita
memiliki rutinitas yang berbeda, ia lebih sering aktif dalam kegiatan akademik,
sedangkan saya non akademik (tapi puji syukur IPK kami tetap dan akan selalu
Cumlaude, insyaAllah). Perempuan ini di mata saya merupakan mahasiswa yang
sangat rajin, telaten dan mau belajar. Itulah yang membuat saya kadang berpikir
bahwa saya sangat cocok berteman dengan karakteristik perempuan semacam ini.
Mengatakan saya salah di saat memang saya salah, tidak akan membela saya jika
saya memang sangat bandel terpeleset kuliah, dan yang akan selalu saling
bertanya jika kami merasa ada hal yang kami pertanyakan. Kami suka bertanya,
karena dengan bertanya kami akan saling tahu. Berbeda dengan kak Riza, Ika
adalah teman yang sering saya jadikan rujukan untuk kegiatan akademik. Adanya
dia membantu kehidupan saya menjadi lebih baik. Menata dan selalu menaa bahwa
LEBIH BAIK BERTINDAK DARI PADA BERBICARA. Saya masih ingat kita sama-sama
bermimpi naik pesawat bukan tahun ini? Semoga ada kompetisi yang akan
mengantarkan kita. Selamat datang rival semester lima.
Itulah dua teman baik saya yang cukup memberi pengaruh bagi
kehidupan saya. Mereka adalah salah satu harta terbesar bagi saya *harta karun?
LEBIH DARI HARTA KARUN. Melalui mereka saya belajar untuk berteman dengan lebih
baik, menempatkan setiap cerita pada posisinya. Masuk ke dalam kehidupannya,
dan menjadi bagian yang akan mereka datangi ketika rasa membutuhkan itu datang.
Tidak perlu mengatakan saling
menyayangi, karena sikap lebih mengatakan itu. Saat ini kami berteman, dalam
hati kami berteman, dan dalam pengasihan Tuhan kami selalu mengharap kebaikan. Siapakah
teman-teman terbaik dan berpengaruh dalam kehidupan saya? Tunggu ya... saya
akan menceritakannya kembali nanti. Selamat datang di semester lima.
0 komentar:
Posting Komentar