Rabu, 11 Januari 2012

Cinta Tanah Air Aplikasi Bahasa Indonesia Bagi Akademisi

Cinta Tanah Air Aplikasi Bahasa Indonesia Bagi Akademisi
Afifah Qodri Rinjani*

Tiada hari tanpa bahasa Indonesia. Itulah penggambaran mengenai kedudukan bahasa Indonesia dalam kehidupan akademisi. Sebagai bangsa Indonesia, kita sering menemui bahasa Indonesia, dalam  mata pelajaran di sekolah, hingga mata kuliah di jenjang pendidikan tinggi. Namun sudahkah kita menerapkan kaidah—kaidah bahasa Indonesia dalam kegiatan akademisi?
 “Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran  ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. ... . Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana dititikberatkan pada tata bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra. Logikanya, telah 12 tahun mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah” (Alfianto, 2006). Hal tersebut merupakan salah satu ulasan mengenai kedudukan bahasa Indonesia dalam kehidupan akademisi.
Setelah mengetahui kedudukan bahasa Indonesia dalam kehidupan akademisi, seharusnya kita juga mengetahui keadaan bahasa Indonesia dalam kegiatan akademisi. Syam (2005) memberikan ulasan mengenai salah satu fenomena yang miris mengenai bahasa Indonesia berikut ini.
            Ada hal yang menarik dari hasil Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2004/2005. Yaitu, dari sekitar 800.000 siswa SMP/SMA di seluruh Indonesia yang tidak lulus, sebagian diantaranya disebabkan oleh nilai pelajaran bahasa Indonesia yang tidak mencapai standar. Padahal Standar kelulusan 4,25 yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional sebenarnya tergolong rendah dan masih jauh dari standar internasional yaitu 5,6.
            Dari ulasan fenomena di atas, kita dapat melihat kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan, mengenai bahasa Indonesia yang dipelajari selama jenjang pendidikan, menjadi hal yang menakutkan bagi bangsanya sendiri.
Mengetahui dan  memahami pokok—pokok penting, seperti asal usul bahasa Indonesia sebelum  mempelajarinya, seharusnya dilakukan oleh setiap orang yang akan belajar bahasa Indonesia. Seperti pepatah tak kenal maka tak sayang, ia menjadi pepatah penyambut dalam berbagai perjumpaan.
Muslih (2006) menyatakan “sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada "Konggres Pemoeda", 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia”. Pengetahuan sederhana mengenai asal usul bahasa Indonesia seperti kutipan di atas, merupakan salah hal pokok yang seharusnya, diketahui oleh mereka yang mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari hari. Namun sudahkah anda mengetahuinya?
Begitupun sesuatu yang besar berasal dari sesuatu yang kecil. Memperhatikan hal-hal kecil mengenai cabang ilmu yang akan dipelajari, merupakan salah satu perwujudan kita menyambut dengan tangan terbuka, mengenai cabang ilmu baru tersebut.
Muslih (2006) menyatakan mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah tentu memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan dalam kegiatan akademisi bahkan kehidupan sehari hari, merupakan suatu hal yang seharusnya kita lakukan. Hal tersebut menunjukkan kita telah memperoleh  manfaat mempelajari bahasa Indonesia. Menjadi manusia yang menguasai berbagai bahasa memang merupakan suatu kelebihan, namun seyogyanya mendalami bahasa negeri sendiri, juga merupakan suatu bukti rasa cinta tanah air. (*)
Malang, 11 Januari 2012
*Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya.

Daftar Rujukan
Alfianto, A. 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah, Metamorfosis Ulat Menjadi Kepompong, (online), (http://re-searchengines.com/0106achmad.html), diakses pada 1 Januari 2012.

Muslih, M. 2006. Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi, (online), (http://re-searchengines.com/1006masnur.html), diakses pada 1 Januari 2012.

0 komentar:

Posting Komentar