Jumat, 17 Agustus 2012

Kakak, Aku Sudah Mengikuti Upacara Bendera

"Kakak, aku sudah mengikuti upacara bendera". Kalimat pertama yang ingin aku sampaikan padamu hari ini. Pagi tadi aku mengikuti upacara bendera yang paling mengesankan. Mengapa? pasti kata itu yang  pertama ingin kamu tanyakan. Karena  tadi aku menjadi spy agent saat mengikuti upacara bendera. Kok bisa? Begini ceritanya.


Ini pertama kali dalam hidupku.Di mulai dari malam hari, Kamis Enam Belas Agustus Dua Ribu Dua Belas, aku harus mencari kostum yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh dosen di sekolah tinggi salah satu saudaraku. Kostum yang harus dikenakan adalah rok hitam, jilbab putih dan almamater. Mengapa aku harus memulai pencarian itu? karena aku tidak mempersiapkannya selama aku di Malang. Aku pikir aku masih bisa mengikuti upacara bersama Bapak di kantor mengingat Ibu memiliki salah satu kostum yang sama dengan Bapak, namun alangkah terkejutnya aku karena kostum yan harus dikenakan adalah kostum terbaru yang ada di kantor Bapak, dan ironisnya Ibukku belum memiliki kostum tersebut. 

Alhasil perburuan kostum upacara untuk hari ini harus segera di mulai. Melewati jalan terjal, penerangan minim aku menuju rumah teman saudaraku untuk meminjam semua keperluan yang dibutuhkan, tepatnya satu stel (almamater, rok hitam, dan jilbab putih). Setelah keperluan usai aku pulang dengan riang, aku berpikir bahwa esok aku bisa mengikuti upacara bendera Tujuh Belas aGUSTUS dUA ribu Dua Belas, upacara HUT Republik Indonesia yang ke Enam Puluh Tujuh. 

Pagi hari pun tiba, aku begitu bersemangat untuk mengikuti upacara di Lapangan kecamatan bersama dengan saudaraku. Hingga tiba pada pemakaian kostum, tak terduga walhasil rok kecingkrangan (jadi model delapan puluhan), benar-benar mirip manusia delapan puluhan. Tapi bagaimanapun, itu tidak menyurutkan semangatku untuk mengikuti upacara pagi ini. Semua terpakai rapi, dan ini fase paling menegangkan, harus pergi ke lapangan kecamatan yang dimaksud dengan jarak kurang lebih dua puluh kilo meter. Waawww, pagi buta, harus naik sepeda motor, membonceng saudara, lewat jalan raya yang pas mudik pasti sangat ramai karena merupakan jalan menuju kota Yogyakarta dan sekitarnya, benar-benar sesuatu yang menegangkan.

Niat semangat, pasti sampai tujuan. Itulah yang aku percaya pra mengikuti upacara bendera. Akhirnya, sampailah aku di tempat tujuan. Melewati berbagi cerita tibalah pada rangkaian detik-detik poklamasi. Begitu tegang karena suara sirine yang sesuatu. Tahap demi tahap terlewati, semua begitu menyenangkan. 

Ini upacara bendera pertamaku saat aku menjadi MAHAsiswa. Ini upacara bendera yang menyenangkan. Bukan karena kamu yang memprakarsai, lebih dari itu. Upacara ini memang penuh makna perjuangan. Mulai memperjuangan kepercayaanmu kepadaku hingga perjuangan untuk melakukannya. Terima kasih lagi-lagi kamu mengajariku untuk hal sesederhana ini.

Tujuh Belas Agustus Dua Ribu Dua Belas
Dirgahayu Republik Indonesiaku yang ke Enam Puluh Tujuh

Tujuh Belas Agutus Dua Ribu Dua Belas
Terima kasih untukmu yang sedang melakukan perjalanan kilometer Tiga Ratus Dua Puluh


Ini upacara bendera pertama kita.


NB: Coretan pasca mengikuti upacara di kota kelahiran tercinta.

0 komentar:

Posting Komentar