Jumat, 29 Maret 2013

Selamat Datang Pagi (Aku kembali)

Akhirnya pagi menghampiriku. Selamat datang kuucapkan padamu. Pagi yang telah membangunkan pikiranku dari hati-hati cengeng dan penuh ketakutan. Aku seperti disontakkan oleh waktu, ia amat terang, bukan petang atau senja. Bukan gerhana, ini benar-benar pagi. Aku dapat berjalan lagi. Dengan kedua kakiku utuh tanpa cela. Pagi...aku kembali menjumpaimu.

Tiada habis kata ini jika kuserahkan sepotong hatiku hanya untuk rasa-rasa yang belum tentu berasa sama sepertiku. Aku seperti hanya menyerahkan setengah waktu dari satu waktu yang kupunya secara sia-sia. Bukankah menyambut pagi lebih indah dan lebih terang ? Ia pasti, tak samar, tak abstrak, tak akan berdusta.

Selamat datang pagiku. Pagi yang kuibaratkan keyakinan untuk selalu berjuang di masa emas yang sedang kujalani. Pagi yang kuibaratkan keputusan demi keputusan dalam hidup bukanlah lagi sebuah permainan monopoli yang bisa kapan saja kuulangi. Pagi yang kuibaratkan bahwa setengah dari hidup ini adalah mengabdikan diri bagi setiap makhluk Tuhan yang butuh hadirku, yang menanti ulur kasihku karena ia tak mampu berdiri sendiri. Pagi yang kuibaratkan Tuhan selalu andil dalam setiap tirakat dan peluhan keringat yang tiada henti bercucur. Selamat datang pagi, jiwa ragaku tak lagi ringkih.

Aku akan selalu menjadikanmu pagi yang selalu membangunkanku. Pagi yang selalu semangat, pagi yang selalu membuat muncul asa-asa baru, pagi yang selalu menjadikan bahwa dunia ini belum berhenti. Itu pagi, aku belum ingin beranjak. Entah sampai kapan, aku tak ingin terbatas, aku tak ingin hanya diam merenung, meratapi, bahkan menghardik ketertinggalanku. Aku telah kembali. Iya, aku kembali bersama pagi dan satu pohon matahari yang selalu menghiasi. Aku kembali bersama pagi dengan setiap asa yang mulai kugali semangatnya, kugali pemikirannya, dan kusajikan dalam setiap karyaku.

Tanpa pagi aku tak terlihat, aku tak akan terbaca bahkan oleh kicauan burung gereja sekalipun. Aku hadir kembali, menyibak dan meninggalkan hal tak pantas terkenang. Aku bersama pagi kini berlari. Ini karya kami, aku dan pagi. Sejenak diam, AKU KEMBALI.

Pagi remang, penutup dua puluh pada bulan yang sama masih pasca dua ribu dua belas.

Ini bukan tentang makhluk berjenis yang bisa diidentifikasi.

Kota Asa ( Berbunga-bunga)

0 komentar:

Posting Komentar