Pagiku kini
mulai ditemani embun. Iya, embun yang dulu selalu kujunjung pesonanya. Tapi
kini entah, mungkin masih tertutupi angkuhku yang seakan ditiupkan angin
sehingga tertutupi awan untuk berkata iya. Aku mulai merasakan pagi sebagi
insan yang senantiasa harus melafal sebanyak mungkin panjat syukur atas setiap
nikmat yang masih tercurah. Aku mulai merasakan pagi yang akhirnya datang
membentuk suatu kaca klise pembawa risalah, sudah tidak perlukah kamu
mempertahankan setiap hal yang kau dapat? Pagi ini tak lagi samar, hanya saja
seakan mendung menutupi jejak-jejak cahaya yang hendak menerobos ruang hijauku.
Aku mulai
menghitung berapa banyak hikmah yang didatangkan pagi setelah sebelumnya gelap
menutup sekian mili cahaya yang menggusar penuh ragu dalam dadaku. Setelah pagi
datang akhirnya aku mengetahui bagaimanakah definisi seorang teman? Iya, sebuah
sebutan yang begitu tak asing di telinga-telinga indah. Bagaimana tak bisa
mengartikan kehadiran teman sebelum kita melewati berbagai masa dengannya,
bukan hanya masa di mana kita berbahagia dengannya, merayakan ulang tahun,
merayakan nilai ujian kita yang sempurna, atau mengajaknya keluar di saat kita
ingin membelanjakan sebagian harta kita. Ternyata tidak semudah itu
menganggapnya teman yang baik. Pagi mulai mengajarkanku bagaimana seorang teman
juga diuji keberadaanya ketika teman yang lain membutuhkan bantuan, bahkan
sakit, bagaimana bentuk keberadaanya. Ketika ia masih di sampingmu dan
memerhatikanmu walau tak jauh, setidaknya ia menunjukkan kepadamu jikalau ia
masih begitu peduli. Aku merasakan itu semua, dan aku belum menemukan jawaban
yang pas atas setiap rasa-rasaku.
Aku mulai
meraba-raba setiap rasa yang mulai menggelayutiku secara diam-diam, namun tak
pernah percuma. Aku seperti menemukan bagian yang hilang setelah hadirnya
dirimu. Iya kalian yang akhirnya datang kembali membawa senyum yang begitu
kutunggu tanpa jemu. Aku memang sedang berlomba, tapi memang harusnya aku tahu
bagaimana arti hadirnya kalian yang selama ini memang kubutuhkan. Terima kasih
pagi, kamu mendekatkan aku dengan duniaku.
Teruntuk setiap
raga-raga yang selalu tak henti berada dalam setiap juangku, entah nyata
ataupun dalam rapalan doa, kuucapkan berjuta rasa haru dan terima kasih atas
setiap pesan-pesan pendek yang kalian kirimkan di saat aku mulai merasa
tertinggal. Atas itikad rasa yang nyata-nyata aku butuhkan selama ini
nyata-nyata pula kalian berikan begitu berarti. Aku tidak sedang berbicara
kalian sebagai seorang yang berbeda mimpi, aku sedang berbicara dengan kalian
dalam selemah-lemahnya aku sebagai teman. Iya kita teman, entah teman yang
menyatakan persahabatan, atau teman yang tak pernah dapat kustatuskan. Terima
kasih ragaku kembali membaik.
Salam kasih...
Terkhusus untuk
( Moh.Fajri, Ika Mazkia Izzati, Ika Karisma, Indah Yulyani, Apriyani
Purwaningsih, Mbak Ani, Rizal Ariffin dan sekian nama yang tak mampu
kusebut-sebut lagi, semoga doa terbaik kembali terhatur untuk kalian.)
Kota
Berbunga-bunga
Satu hari pra
penutup bulan ketiga, tepat setangah dari sekian hari aku memasuki dua puluh.
8.56 WIB.
waahhh smngat yak fif....
BalasHapus