Sabtu, 30 Maret 2013

Selamat Datang Pagi (bagian 2)

Pagiku kini mulai ditemani embun. Iya, embun yang dulu selalu kujunjung pesonanya. Tapi kini entah, mungkin masih tertutupi angkuhku yang seakan ditiupkan angin sehingga tertutupi awan untuk berkata iya. Aku mulai merasakan pagi sebagi insan yang senantiasa harus melafal sebanyak mungkin panjat syukur atas setiap nikmat yang masih tercurah. Aku mulai merasakan pagi yang akhirnya datang membentuk suatu kaca klise pembawa risalah, sudah tidak perlukah kamu mempertahankan setiap hal yang kau dapat? Pagi ini tak lagi samar, hanya saja seakan mendung menutupi jejak-jejak cahaya yang hendak menerobos ruang hijauku.

Aku mulai menghitung berapa banyak hikmah yang didatangkan pagi setelah sebelumnya gelap menutup sekian mili cahaya yang menggusar penuh ragu dalam dadaku. Setelah pagi datang akhirnya aku mengetahui bagaimanakah definisi seorang teman? Iya, sebuah sebutan yang begitu tak asing di telinga-telinga indah. Bagaimana tak bisa mengartikan kehadiran teman sebelum kita melewati berbagai masa dengannya, bukan hanya masa di mana kita berbahagia dengannya, merayakan ulang tahun, merayakan nilai ujian kita yang sempurna, atau mengajaknya keluar di saat kita ingin membelanjakan sebagian harta kita. Ternyata tidak semudah itu menganggapnya teman yang baik. Pagi mulai mengajarkanku bagaimana seorang teman juga diuji keberadaanya ketika teman yang lain membutuhkan bantuan, bahkan sakit, bagaimana bentuk keberadaanya. Ketika ia masih di sampingmu dan memerhatikanmu walau tak jauh, setidaknya ia menunjukkan kepadamu jikalau ia masih begitu peduli. Aku merasakan itu semua, dan aku belum menemukan jawaban yang pas atas setiap rasa-rasaku.

Aku mulai meraba-raba setiap rasa yang mulai menggelayutiku secara diam-diam, namun tak pernah percuma. Aku seperti menemukan bagian yang hilang setelah hadirnya dirimu. Iya kalian yang akhirnya datang kembali membawa senyum yang begitu kutunggu tanpa jemu. Aku memang sedang berlomba, tapi memang harusnya aku tahu bagaimana arti hadirnya kalian yang selama ini memang kubutuhkan. Terima kasih pagi, kamu mendekatkan aku dengan duniaku.

Teruntuk setiap raga-raga yang selalu tak henti berada dalam setiap juangku, entah nyata ataupun dalam rapalan doa, kuucapkan berjuta rasa haru dan terima kasih atas setiap pesan-pesan pendek yang kalian kirimkan di saat aku mulai merasa tertinggal. Atas itikad rasa yang nyata-nyata aku butuhkan selama ini nyata-nyata pula kalian berikan begitu berarti. Aku tidak sedang berbicara kalian sebagai seorang yang berbeda mimpi, aku sedang berbicara dengan kalian dalam selemah-lemahnya aku sebagai teman. Iya kita teman, entah teman yang menyatakan persahabatan, atau teman yang tak pernah dapat kustatuskan. Terima kasih ragaku kembali membaik.

Salam kasih...

Terkhusus untuk ( Moh.Fajri, Ika Mazkia Izzati, Ika Karisma, Indah Yulyani, Apriyani Purwaningsih, Mbak Ani, Rizal Ariffin dan sekian nama yang tak mampu kusebut-sebut lagi, semoga doa terbaik kembali terhatur untuk kalian.)
Kota Berbunga-bunga
Satu hari pra penutup bulan ketiga, tepat setangah dari sekian hari aku memasuki dua puluh.
8.56 WIB.

1 komentar: