Semangat pagi FFIMers. Bagaimana
kabar kalian? Faqih yang akhirnya berjuang lagi di SBMPTN setelah menolak
Univ.Airlangga satu tahun yang lalu karena masih sangat mendamba almamater
jaket kuning, Mbak Indah dan Mas Dedi yang begitu siap serasi dalam setiap
karakter yang berbeda, Mbak Rifi dan Mas Joyo yang selalu menakut-nakutiku
dengan Suzanna tapi paling bisa buat aku senyum, Mbak Lita yang setiap waktu tak lelah meniru
logat medokku, Mbak Trini yang
prestasinya cetar membahana, Mbak Suci dan Mas Arie senior HRD yang selalu aku
tunggu dalam setiap dering bunyi sms hpku,
Dita yang kadang tingkahnya membuat aku tertawa lucu, ‘dit, ayo makan
bakso dekat RBC lagi!’ Nanda, edo, verdi tiga lelaki tangguh yang termuda dan
memberiku sedikit demi sedikit inspirasi, Mas Tri dan Friska yang desainnya
selalu aku acungi jempol, Fatimia yang semangat belajarnya cukup menginspirasi
dan para volunteer Mas Rio, Mas Zaki, Naili, Wiwik, mbak Ratna dan Mas Dicky yang
selalu ditunggu tidak hanya setiap Sabtu, tapi setiap waktu saat FFI mengadakan
acara demi acara. Saya Rindu kalian.
Entah bagaimana hati ini
menggambarkan nuansa-nuansa rindu akan kebersamaan kita. Jika dihitung dan
diingat, kebersamaan kita tak lepas hanya ketika kumpul Jumat di FISIP B Lantai
7, di RBC pada awal-awalnya, atau di tempat-tempat nomaden lainnya. Entah
keterbatasan itu yang membuatku rindu. Rindu akan melihat setiap polah tingkah
kalian. Rumpun kita berbeda, seiring perbedaan yang mencolok dalam kepribadian
kita. Tapi lagi-lagi entah perbedaan, keterbatasan ini membuat aku sem akin
rindu.
Mulai makrab di Gunung Kawi yang
sungguh eksotis, horor dan konyol mewarnai hari yang kita jalani. Mulai dari
cara kalian mengajariku Herlem Shake (kalau ndak salah seperti itu tulisannya),
hingga cara kalian mengajariku sidang dadakan dengan keadaan mati lampu, semua
itu sungguh-sungguh aku rindukan. Terlebih saat mengingat bagaimana perjuangan
kita masak bersama di rumah eyang yang notabene eyang adalah nenek terapi dan
terbersih yang pernah kujumpai. Nenek paling terstruktur yang pernah berfoto
bersama kita.
Tidak berhenti sampai di sini.
Obrolan Sabtu pun akhirnya menghampiri, setelah dengan perjuangan yang bisa
diperhitungkan berjalannya Obrolan Sabtu merupakan suatu anugerah tersendiri
bagi kita. Bagaimana tidak, untuk beberapa sesi kita serasa di PHP oleh peserta
yang mendaftar, iya beberapa peserta yang mendaftar namun tidak hadir saat hari
H. Semua itu tetap kita hadapi dengan senyuman dan dengan hidangan yang tidak
pernah lepas dari sesuatu yang digoreng. Semua itu membuat kita tahu bahwa
penerimaan akan sebuah hasil kowar-kowar harus menjadi realita yang penuh
tantangan. Bagaimana tidak, kita harus memutar otak bagaimana acara harus tetap
berjalan ketika memang kita tidak bisa menjanjikan banyak hal kecuali bertemu
orang hebat dan mendapat ilmu yang bermanfaat. Dari Obrolan Sabtu inilah
kemudian kita bertemu banyak keluarga baru yang akhirnya menawarkan diri
menjadi volunteer, bahkan ini di luar ekspektasi kita. Iya, mereka
mengapresiasi dan ingin berkontribusi untuk Indonesia melalu kita, Forum For
Indonesia Malang.
Mei pun seakan menjadi hari paling
terdamba untuk beberapa skuad kita, tidak ada yang terkhusus, karena kalian
yang dilahirkan pada bulan ini adalah anugerah yang sudah Tuhan khususkan untuk
kita. Iya untuk perjuangan kita bagi Indonesia. Bagaimanapun juga, tidak ada
suatu hal yang kebetulan, karena Tuhan sudah mengatur semua rencanaNya lebih
indah dari pada perkiraan kita. Selamat Ulang Tahun Bagi kalian yang terlahir
di Bulan ini, Untuk Faqih dan kawan-kawanku seperjuangan semoga di usia yang
semakin mendewasa, kalian semakin mengerti bahwa Indonesia butuh uluran tangan
kalian untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga persaudaraan kita semakin
direkatkan, tak akan direnggangkan, dan
See You On Top. Semoga kesuksesan akan terenggut manis nanti. Selamat Ulang
Tahun ya.... (maaf jika terlambat atau kurang tepat waktu).
Jika aku dapat memilih bagaimana FFI
akan berjuang dalam membuat Indonesia lebih baik, aku akan memilih
memperjuangkannya bersama kalian. Selalu bersama kalian. Entah keterbatasan,
perbedaan dan sekian alasan yang kadang dikemukakan tak akan membuatku gentar
untuk terus bersama kalian. Memberi tenaga dan pikiran untuk semua program
kerja kita yang akhrinya dikembalikan untuk para pemuda Malang, obrolan sabtu,
gebrakan kita di bulan yang luar biasa, dan saatnya kita melanjutkan uluran
tangan kita bagi masyarakat-masyarakat di pedesaan. Masih ingat kalimat ini
bukan, ‘Indonesia itu dibangun dari desa’.
Beberapa alinea ini mungkin sedikit mengobati
kerinduanku pada kalian. Aku masih rindu, selalu rindu dan tetap rindu. Iya
Rindu kalian Keluarga Besar Forum For Indonesia Malang.
0 komentar:
Posting Komentar